Kamis, 28 Juni 2018

Sejarah Aliran Musik Disko


Sejarah Aliran Musik Disko : Jenis musik ini punya sejarah sosial panjang. Awalnya adalah New York pada 1970-an. Amerika sedang sumpek oleh kecamuk Perang Vietnam yang tak segera usai, gonjang-ganjing politik dalam negeri, dan ekonomi yang tak lagi cerah. Anak-anak muda memberontak, membuat suasana tidak nyaman. Di saat itulah disko muncul untuk pertama kalinya, ketika orang butuh pelarian untuk melepas kesumpekan, mencari kegembiraan. Di klub-klub bawah tanah di Manhattan, ketika hari gelap dan lampu-lampu kota dinyalakan, anak-anak muda mencari surga dalam iringan musik disko. Kaum yang terpinggirkan dalam budaya mainstream, Negro dan gay, pun mendapatkan saluran kegembiraan di sana.

Sukses instrumental Love’s Theme oleh Love Unlimited Orchestra pada 1974 (dipimpin oleh pemusik rhythm and blues Barry White) dan lagu baru Do the Hustle (1975) oleh Van McCoy menandakan kehadiran sebuah suara baru, lembut, dan berbusa. Dan salah satu karakteristik dasar dari disko adalah, bagaimanapun, lagu itu sendiri adalah tentang dansa. Kemunculan John Travolta dalam film Saturday Night Fever (1977) membuat demam disko menyebar ke seantero planet bumi. Musik film ini sepenuhnya digarap oleh Bee Gees, dengan lagu andalan Staying Alive, yang bercerita tentang kerasnya kehidupan kala itu dan bagaimana orang mencari pelarian lewat dansa.

Setelah melewati fase awal itu, disko memasuki fase yang dinamai post-classic disco pada awal 1980-an, yang antara lain ditandai dengan munculnya lagu Sharon Redd berjudul In the Name of Love (1982). Setelah periode itu, muncul aliran musik pop new wave dan punk rock. Pada 1990-an, disko muncul kembali sebagai genre baru dengan nama dance music. Kala itu sudah mulai adanya pencangkokan seperti yang dilakukan oleh Boney M. Pada pertengahan 1990-an, aliran dance music baru ini marak lagi, seiring dengan pesatnya teknologi perekaman. Pemusik seperti Moby dan Fatboy Slim menampilkan cangkokan dengan aliran electronic music atau industry. Ini adalah masa elektrik, ketika mereka mengambil lagu orang lain, lalu meramunya (mix). Fatboy Slim, misalnya, meramu Bird of Prey karya Jim Morison dari The Doors dan menggubahnya jadi lagu dansa yang bikin orang bergoyang.

Kemudian dikenal musik yang lebih cepat seperti techno, house, drum ‘n’ beat, progressive, dan jungle. Musik-musik seperti inilah yang belakangan mengisi lantai dansa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Meski sudah digemari banyak orang, dance music masih tetap menjadi simbol dari komunitas bawah tanah. Subkultur yang tidak ingin bergerak di arus utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar